Bank Jatim dan Universitas Ciputra Tanda Tangani MoU Kerjasama Dalam Bidang Entrepreneurship
Date: 12 desember 2014Kategori :
Sebagai salah satu negara penyumbang tenaga kerja terbesar bagi negara-negara lain, Indonesia selalu memiliki masalah tersendiri dalam pengelolaan tenaga kerja. Dengan kondisi dalam negeri saat ini dimana daya serap tenaga kerja tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja menjadikan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri adalah solusi terbaik untuk saat ini. Namun pengiriman TKI dari berbagai daerah di Indonesia sejatinya memberikan dilema bagi bangsa ini dikarenakan semakin beragamnya masalah yang ditimbulkan.
Atas pertimbangan itu, Kamis (11/12) bankjatim bersama Universitas Ciputra sepakat mengadakan kerjasama dengan menandatangani nota kesepahaman ? Memorandum of Understanding (MoU) perihal kewirausahaan kepada TKI/BMI (Buruh Migran Indonesia) serta UKM secara umum di Propinsi Jawa Timur.
Kerjasama ini lebih menekankan pada pembinaan kewirausahaan bagi TKI/BMI yang berasal dari daerah-daerah Jawa Timur baik yang masih aktif maupun yang telah purna agar memiliki kemampuan wirausaha sehingga mampu menghasilkan lapangan pekerjaan baru di negeri sendiri.
Sebagaimana data yang tercatat pada BNP2TKI periode Januari s.d 30 November 2014, jumlah TKI asal Jawa Timur yang bekerja diluar negeri saat ini mencapai 71.452 orang, jumlah tersebut menempatkan Jawa Timur berada di posisi 3 besar setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai daerah penyalur tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Cukup tingginya angka tenaga kerja asal Jawa Timur yang bekerja diluar negeri serta adanya kepedulian akan nasib dan masa depan TKI/BMI tersebutlah yang melatarbelakangi kerjasama antara bankjatim dan Universitas Ciputra ini terjalin.
Menurut Direktur Utama bankjatim Hadi Sukrianto keseriusan Universitas Ciputra selama ini dalam memberikan bimbingan dan pelatihan entrepreneur kepada TKI/BMI di Hongkong, Malaysia, dan Taiwan sehingga berhasil menjadi wirausahawan sukses di negeri sendiri sangat sesuai dengan visi dan misi bankjatim sebagai Bank Pembangunan Daerah.
“Kami melihat langkah yang telah diambil oleh Universitas Ciputra ini adalah suatu yang perlu diapresiasi dan dikembangkan karena langkah ini pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat maupun daerah, hal ini sangat sesuai dengan visi dan misi bankjatim sebagai bank pembangunan daerah yaitu turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta ikut mengembangkan usaha kecil dan menengah,” Jelas Direktur Utama bankjatim Hadi Sukrianto.
Disamping itu dengan adanya upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mensejahterakan nasib TKI/BMI asal Jawa Timur dengan berbagai program pembinaan dengan cara menggandeng berbagai lembaga pendidikan, keuangan, dan lembaga sosial lainnya menjadikan kerjasama antara bankjatim dan Universitas Ciputra ini semakin mendapatkan perhatian.
Untuk tahap awal, Kabupaten Banyuwangi dipilih sebagai pilot project dalam mengimplementasikan program kerjasama ini. Hal ini didasari pada komitmen Pemkab Banyuwangi untuk membangun sentra ekonomi dan industri pariwisata dengan merangkul berbagai kalangan termasuk mantan TKI/BMI yang ada di Kabupaten Banyuwangi untuk dapat berperan aktif dalam mensukseskan program tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun di Kabupaten Banyuwangi saat ini sedikitnya ada sekitar 5000 orang TKI/BMI purna yang dapat diberikan kesempatan untuk menjadi entrepreneur, targetnya 10% dari total tersebut nantinya dapat dididik dan dibina melalui kerjasama kewirausahaan yang telah terjalin antara bankjatim dan Universitas Ciputra.
Program kerjasama ini nantinya diharapkan mampu menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di daerah Jawa Timur baik di sektor mikro, maupun kecil menegah lainnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan membuka lahan pekerjaan baru bagi angkatan kerja Indonesia, dengan demikian dapat memperkecil angka TKI/BMI yang bekerja di luar negeri setiap tahun.(cap)